Rabu, 30 Maret 2016

TUGAS MINGGU KE 4 OTOBIOGRAFI BOB SADINO

BIOGRAFI BOB SADINO

Beliau bernama lengkap Bob Sadino. Lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933, wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan 'om Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
Advertisement menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan. Seorang Anak Guru Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19. Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya. Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.” Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.
”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Meninggal Dunia
Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran pernafasan kronis.
Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014

Profil dan Biodata Bob Sadino
Nama : Bob Sadino
Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Wafat : Jakarta, 19 Januari 2015
Agama : Islam

Pendidikan       :

·                     -SD, Yogyakarta (1947)
·                     -SMP, Jakarta (1950)
·                     -SMA, Jakarta (1953)
Karir    :

·                     Karyawan Unilever (1954-1955)
·                     Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
·                     Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
·                     Dirut PT Boga Catur Rata
·                     PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
·                     PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981
Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG

Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 50 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group.          Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.
Karier dan kehidupan
          Chairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit. Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut. Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.         Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti). Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar. Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam .
Latar belakang pendidikan

Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung
.
  SD Van Lith, Jakarta (1975)
  SMP Van Lith, Jakarta (1978)
  SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
   Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
  Executive IPPM (MBA; 1993)

BIOGRAFI JAKOB OETAMA
Dr (HC) Jakob Oetama (lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931; umur 81 tahun), adalah wartawan dan salah satu pendiri Surat Kabar Kompas. Saat ini ia merupakan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama P.K. Ojong, yang mungkin diilhami majalah Reader's Digest dari Amerika. Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama Ojong, Jacob mendirikan harian Kompas yang dikelolanya hingga kini. Tahun 80-an Kompas Gramedia Group mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.


Pendidikan
    SD, Yogyakarta (1945)
    SMA Seminari, Yogyakarta (1951)
    Sekolah Guru Jurusan B-1 Ilmu Sejarah, Jakarta (1956)
    Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1959)
    Jurusan Publisistik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada (1961)

Pengalaman Bekerja
    Guru SMP Mardijuwana, Cipanas (1952-1953)
    Guru Sekolah Guru Bantu (SGB), Bogor (1953-1954)
    Guru SMP Van Lith, Jakarta (1954-1956)
    Redaktur Mingguan Penabur (1956-1963)
    Ketua Editor majalah bulanan Intisari
    Ketua Editor harian Kompas
    Pemimpin Umum/Redaksi Kompas
    Presiden Direktur Kompas Gramedia
    Presiden Komisaris Kompas Gramedia
Karya Tulis
    Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin (skripsi di Fisipol UGM tahun 1962)
    Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001)
    Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002).
    Bersyukur dan Menggugat Diri (Penerbit Buku Kompas, 2009)

Keanggotaan Organisasi
    Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
    Anggota DPR Utusan Golongan Pers
    Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia
    Anggota Dewan Penasihat PWI
    Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ)
    Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai, Amerika Serikat
    Ketua Bidang Organisasi dan Manajemen Serikat Penerbit Surat Kabar.


Jakob Oetama telah banyak berbagi pengalaman untuk para wirausahawan yang ada di tanah air, sehingga banyak orang yang sukses karena mengadopsi semangat perjuangan beliau. 

BIOGRAFI REZA NURHILMAN (AXL)
Tokoh yang Sukses memanfaatkan marketing melalui media Jejaring Sosial
Biodata Owner Maicih :
1) Nama
          : Reza Nurhilman
2) Panggilan
   : Axl
3) TTL
            : Bandung, 29 September 1987
4) Alamat
       : Jl.Padaringan 40 A, Kompleks  KPAD,GegerKalong,
Bandung
5) Pendidikan
 : SMPN 1 Cimahi 2002
                          SMAN 2 Bandung 2005
                          Univ. Kristen Maranatha , Jur   Manajemen 2009 
Profil Produk
1. Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)
2. Baso Goreng
3. Gurilem
4. Seblak
 

Profil Bisnis
Dengan Tagline : “ 
For Ichiher With Love “ maicih ingin tampul dekat dengan para penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa yang berkualitas.
Awal Usaha:
·Dimulai pada pertengahan 2010
·Dengan modal 15 juta
·Produksi 50 bungkus per hari
·Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
·Memproduksi level 1 sampai level 5
·Dipasarkan dengan cara kelililing
 
Maicih Masa Kini
·Membuat varian sampai level 10
·Demand konsumen sangat tinggi
·Kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus / hari
·Omset per bulan 800 – 900 Juta ( ± 30 jt / day )
·Memiliki 20-an jenderal as a marketer
·Pemasaran di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dll melalui jenderal
·Pegawai Produksi yang dimiliki 30-an


 Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang yang penasaran akan cemilan pedas yang satu ini. Sosok dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau yang akran disapa Axl. Laki-laki berumur 23 tahun inilah yang menemukan resep keripik dari seorang nenek-nenek.Axl bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek )  yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh dan mudah diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Dia pake selalu pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, biar nyeleneh saja jadi beri nama Maicih. Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi sekitar 3 tahun lalu di daerah Cimahi. Menurut Axl, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Keripik hanya diproduksi saat momen-momen tertentu saja. Sehingga pada tahun 2010. Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada bagaimana cara dia berfikir “out of the box” . hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha yang ia jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda. Orang penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan orang di twitter. Axl suskses karena berkat ketekunan dan keyakinan nya akan bisnis yang ia jalankan. Menjadi sukses adalah kewajiban dan hak setiap orang. Suskes tidak mungkin datang sendiri , tetapi melalui sebuah perjuangan yang gigih pantang menyerah. Suatu kegagalan itu adalah sangat wajar , orang mengalami kegagalan belum berarti dia menjadi orang yang gagal total, namun sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu yaitu Keberhasilan.

BIOGRAFI MUTIARA SITI FATIMAH DJOKOSOETONO
Kisahnya dimulai dari sebuah bemo, kendaraan umum dengan roda tiga yang belakangan ini makin sulit ditemui. Selanjutnya adalah 13 ribu armada Blue Bird, perusahaan taksi berlogo burung biru yang didirikan oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, kini almarhumah. Burung biru, sejatinya adalah sebuah dongeng di Eropa, yang didengar oleh Mutiara, saat tinggal di Belanda. Dongeng itu bercerita tentang nasihat seekor burung berwarna biru kepada seorang gadis, yang intinya semua keinginan bisa digapai asal si gadis bersedia bekerja keras dan jujur. Dongeng ini begitu membekas pada ibu dua anak dari perkawinannya dengan Prof. Djokosoetono itu, yang kini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan dalam kompleks Universitas Indonesia, tempatnya mengabdi. Dari segi bisnis, kehidupan keluarga Mutiara dimulai saat suaminya meninggal. Satu buah bemo yang dimiliki dan dikemudikan Chandra Soeharto, putra pertamanya, ikut menjadi penopang perekonomian keluarga. Purnomo, adik Chandra yang tidak memiliki surat izin mengemudi, bertugas sebagai asisten alias kondektur.
Mutiara mulai masuk ke bisnis taksi setelah dapat hadiah dua mobil dari polisi dan tentara, sebagai jasa atas pengabdian sang suami yang meninggal tahun 1965. Berhubung yang selalu menyopiri adalah Chandra, maka nama yang dikenal pun Chandra Taksi. Izin sebagai perusahaan taksi, diperoleh Mutiara era Gubernur Ali Sadikin (alm) memimpin Jakarta, pada tahun 1971. Sempat tidak diberikan izin lantaran belum berpengalaman, membuat wanita kelahiran Malang, Jawa Timur itu makin kreatif. Para penumpang Chandra Taksi dimintai rekomendasi layanan mereka, kemudian diajukan ke Gubernur. Hasilnya: izin pun keluar.


BIOGRAFI EKA TJIPTA WIDJAJA
 Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di Cina. Beliau lahir di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama Oei Ek Tjhong. Ia lahir pada tanggal 3 Oktober 1923 dan beliau merupakan pendiri dan pemilik Sinar Mas Group. Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar. Di Indonesia, Eka hanya mampu tamat sekolah dasar atau SD. Hal ini dikarenakan kondisi ekonominya yang serba kekurangan. Untuk bisa pindah ke Indonesia saja, ia dan keluarganya harus berhutang ke rentenir dan dengan bunga yang tidak sedikit.
Pendidikan

 Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun gelar-gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka berhasil menamatkan studi. Namun beliau hanya lulus dari sebuah sekolah dasar di Makassar. Hal ini dikarenakan kehidupannya yang serba kekurangan. Ia harus merelakan pendidikannya demi untuk membantu orang tua dalam menyelesaikan hutangnya ke rentenir. Saat baru pindah ke Makassar, Eka Tjipta Widjaja memang mempunyai hutang kepada seorang rentenir dan setiap bulan dia harus mencicil hutangnya tersebut.

Keluarga

 Eka Tjipta Widjaja mempunyai keluarga yang selalu mendukungnya dalam hal bisnis dan kehidupannya. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melfie Pirieh Widjaja dan mempunyai 7 orang anak. Anak-anaknya adalah Nanny Widjaja, Lanny Widjaja, Jimmy Widjaja, Fenny Widjaja, Inneke Widjaja, Chenny Widjaja, dan Meilay Widjaja. Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai orang yang banyak mempunyai istri atau poligami.

Bisnis

Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis. Ini terbukti dengan hasil karyanya dalam membangun bisnis di Indonesia ini. Ia sudah menekuni dunia bisnis sejak dia masih berumur sangat muda yaitu umur 15 tahun. Ia mengawali karir bisnisnya itu hanya dengan bermodalkan sebuah ijasah SD yang dimilikinya. Dia berjualan gula dan biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung y
ang lumayan.

 Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.
 Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas. Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun. Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di Kuningan.


BIOGRAFI PURDI E CHANDRA
 Purdi E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar. mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis.
 Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya. Sementara untuk masalah kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan. Pada awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY. (sumber: purdiechandra.com)


BIOGRAFI PUSPO WARDOYO

Puspo Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Siang sampai malam, ia membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti ayam goreng, ayam bakar, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di dekat kampus UNS Solo.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
          Dia bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan. "Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang, " kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta? "Karena dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk merantau ke Medan, " katanya.
Ketika tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya. 
 Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
         Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya. 
Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
 Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
Ada masa ketika di waktuwaktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.


BIOGRAFI SUKANTO TANOTO

Sukanto Tanoto (lahir dengan nama Tan Kang Hoo di Belawan, Medan, 25 Desember 1949; umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah CEO Raja Garuda Mas, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Singapura dengan usaha di berbagai bidang, terutamanya kertas dan kelapa sawit. Tanoto dinyatakan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh majalah Forbes pada September 2006, namun pada tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-6 dengan total kekayaan US$ 2,8 miliar . Forbes memiliki daftar orang terkaya di seluruh dunia. Dan beberapa orang dari Indonesia mampu masuk ke dalam daftar tersebut termasuk seorang pengusaha yang bernama Sukanto Tanoto. Kesuksesan beliau pun dinilai dari jumlah Dollar Amerika yang sudah beliau hasilkan. Sangat menakjubkan sekali bahwa ada orang Indonesia yang bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Hal ini pasti didukung oleh sumber daya manusia yang sangat baik dari pribadi orang tersebut. Beliau memasuki urutan ke 284 pada tahun 2008 karena memiliki kekayaan sebesar US$ 3.8 trilyun. Hal ini sungguh pencapaian yang sangat bagus sekali. Usaha yang telah dan masih akan dijalankan oleh Tanoto sanggup membawanya ke kesuksesan yang lebih tinggi lagi. Sukanto Tanoto adalah orang yang telah menghasilkan trilyunan rupiah dalam menjalankan bisnisnya. Pada awalnya, bisnis yang dilakukan oleh beliau adalah menjadi pemasok dari alat-alat dan barang-barang untuk perusahaan negara Pertamina. Pada awalnya mungkin pekerjaan ini bisa dianggap pekerjaan yang kecil. Namun karena kerja kerasnya telah membuat pekerjaan ini dapat diselesaikannya dengan baik.
Sukanto dilahirkan di kota Medan pada tanggal 25 Desember 1949 dan sudah memiliki banyak sekali pengalaman dalam bidang bisnis. Setelah menjadi pemasok untuk perusahaan sebesar Pertamina, beliau merambah ke industry perusahaan. Beliau berhasil membawa perusahaannya menjadi salah satu perusahaan pulp dan kertas di Asia yang masuk ke dalam Bursa Efek New York. Hal tersebut adalah satu pencapaian yang sangat luar biasa sekali. Tidak banyak pengusaha yang mampu menembuskan bisnis mereka ke bursa saham di Amerika Serikat tersebut. Perusahaannya menjadi sangat besar dan mulai merentangkan sayapnya untuk merengkuh bisnis-bisnis lainnya yang masih berhubungan dengan bisnis perusahaannya yang sekrang. Kertas, minyak sawit, konstruksi dan energi adalah beberapa hal yang menjadi bisnis dari beliau pada saat sekarang ini.
Pengalaman masa kecil Sukanto Tanoto yang sangat keras ternyata telah memberikan pelajaran yang sungguh luar biasa dan berpengaruh sangat serius kepada keberhasilannya memimpin beberapa perusahaan miliknya. Kehidupan masa kecil yang diskriminatif terhadap ras yang mengalir ditubuhnya membuatnya bertahan untuk mendapatkan haknya. Perjalanannya sebagai seorang pebisnis pun tidak langsung berada di garis yang paling atas. Beliau memulai semuanya dari karir yang rendah. Namun secara dramatis, beliau mampu bertahan dan bahkan mengambil keuntungan dari krisis yang terjadi di Indonesia. Profil Sukanto Tanoto sangat baik sekali untuk di baca karena akan memberikan inspirasi yang sangat baik untuk perkembangan diri pribadi. Kerja keras yang dilakukan oleh beliau pun mampu membuatnya menjadi salah seorang yang terkaya di dunia. Semua keringat yang dikeluarkan pasti mampu membuat kerja keras beliau menjadi keuntungan yang sangat besar yang terlihat disekitar beliau. (sumber:orangterkayaindonesia.com.
 Pria yang hobi mendengarkan musik klasik ini terus berekspansi ke dunia bisnis. Tidak hanya dalam negeri, di luar negeri Sukanto ikut memiliki perkebunan kelapa sawit Nasional Development Corporation Guthrie di Mindanao, Filiphina. Keinginan untuk memajukan bisnis nasional semakin menjadi. Obsesi yang ingin menjadi salah satu pengusaha Indonesia agar mampu bersaing di arena global tampak jelas dari pandangan bsinis Indonesia. Buktinya Juli 2006, Sukanto menduduki orang terkaya nomor wahid di Indonesia. Jauh dibanding tahun sebelumnya.



Kamis, 10 Maret 2016

TUGAS MINGGU KE 2 OTOBIOGRAFI SAYA

Nama  : Hasian Nainggolan
NPM    : 23215080
Kelas   : 1EB20

Selamat datang di blog saya ,saya akan menceritakan otobiografi  saya dari waktu saya kecil sampai hingga saat ini, sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya ,saya memiliki nama lengkap Hasian Nainggolan atau biasa dipanggil ”sian” atau “cian” hehe, dan saya berumur 18 tahun saat ini, dan saya memiliki keluarga yang sangat saya sayangi. Ohh yaa saya dikenal dengan cewek galak, dan gue terkenal jutek aslinya mah gue penyayang dan cukup memberi perhatian kepada siapa pun itu, dan agak sedikit kelaki-lakian katanya sihh, haha! karena saya asli orang batak dan kedua orang tua saya menikah ,ayah saya bekerja sebagai PNS dan ibu saya ibu rumah tangga, tepat di usia 23 tahun ibu saya menikah awalnya mereka tinggal di Banjarmasin ketika kakak pertama saya lahir,lalu mereka berpindah lagi ke Balikpapan yang saat itu kakak kedua saya lahir ke dunia ini dan sampai saat ini ia memiliki 2 orang anak perempuan yang sangat dia sayangi dan ia rawat sampai besar ketika waktu itu, Beliau sudah berumur 32 tahun dan ia melahirkan lagi seorang anak perempuan yaitu saya tepat pada 24 mei 1997 bekasi ,jawa barat. Kakak – kakak saya sangat senang memiliki adik perempuan karna waktu itu saya selalu dijaga dan dirawat dengan baik tetapi ketika saya berumur 3 tahun saya ada kendala sedikit karna saya sedikit kurang bisa berjalan, dan  untung saja waktu saya berumur 3 tahun mau meranjak 5 tahun saya selalu diajarkan ibu,ayah,dan kakak saya untuk berjalan dan disitulah saya mulai sedikit bisa berjalan seperti teman – teman saya, dan waktu saya berumur 6 tahun saya merayakan hari ulang tahun saya dengan keluarga dan teman saya karna inilah adalah hadiah yang paling saya bahagia karna disisi lain saya bisa lewati masa sulit itu semua,hari mulai berganti saya memasuki dunia taman bermain disana saya sangat malu dan banyak guru-guru yang berkenalan dengan saya begitu juga sebaliknya saya berkenalan dengan mereka semua hingga saat itu saya makin mempunyai banyak teman dan ilmu saya TK bertempat di TK KASIH IBU bekasi,jawa barat. Usai masa sekolah  Taman Kanak (TK) selesai saya wisuda dengan mendapat prestasi yang baik dan juara lomba kartini dengan sahabat kecil saya yang bernama Chritian Rumapea dia anaknya baik dan selalu mengajak saya bermain,guru dan orang tua kami berdua sangat tersenyum bahagia melihat prestasi kami masing-masing. Tahun 2006 saya memasuki dunia sekolah dasar (SD) yang bernama SD FLORA ( Stella Maris Utama II )dimana saya mulai banyak pengetahuan dan teman akan tetapi pelajaran yang saya terima makin banyak dan ulangan yang selalu ada setiap hari, saat saya kelas 1 SD saya mempunyai wali kelas yang bernama bu bernadet beliau orangnya sangat tegas dan baik,selalu sabar dengan anak muridnya ia juga selalu sayang dengan kami semua, Puji Tuhan saya selalu naik kelas dan mendapat peringkat di kelas, di saat saya kelas 6 SD di sinilah saya merasakan jantung yang berdebar karna seumur saya sekolah dasar saya merasakan apa itu UN (ujian nasional) dan selalu saja saya down karna begitu sulitnya pelajaran didalam mata ujian nasional ini ,tapi dengan dukungan papa,mama,kakak dan saya mengikuti bimbel disekolah dan diluar saya selalu semangat dan optimis pasti bisa mengerjakannya dengan baik dan teliti,pastinya saya tak lupa juga untuk berdoa kepada Tuhan. UN telah selesai dimana anak murid kelas 6 SD merasakan liburan atau dinamakan dengan perpisahan, kami perpisahan ke Bandung banyak tempat yang kami kunjungi ada tangkuban perahu, ciater, dll. Ketika liburan telah usai disaat inilah yang kami tunggu-tunggu pengumuman kelulusan SD ,dimana teman saya dan saya sendiri sangat takut dan sedih ketika nama kami di panggil, pertama kalinya saya merasakan kelulusan dibangku sekolah dasar ini, puji Tuhan saya LULUS!!!! Dan saya mendapatkan nem yang cukup bagus, dalam perjalanan pulang saya menangis bahagia dan langsung memeluk mama, dan papa. Pada usia 11 tahun saya meranjak remaja saya memasuki dunia sekolah menegah pertama (SMP) disinilah saya memulai dunia anak remaja disaat fashion yang menuju trend dan hp canggih, tetapi saya belum memakai hp karna orang tua saya belum mengizinkan saya memegang ponsel karna takut meganggu aktifitas belajar saya,berangkat pagi pulang siang begitulah setiap harinya saya sekolah dengan berjalan kaki hingga saya kelas 2 SMP saya baru memakai kendaraan bermotor dan memulai kehidupan remaja, saya merasakan perubahan dalam hidup saya akan tetapi saya tidak melebihi pergaulan anak zaman pada waktu itu saya bisa menjaga diri,di saat ujian tengah semester berlangsung saya sempat mengalami kesuliatan memahami pelajaran karna pelajarannnya sangat berbeda sekali saya ingat dengan nasehat mama, kalau kamu lagi dalam keadaan apa pun itu kamu jangan lupa berdoa karna kuasa Tuhan tidak ada yang mustahil, ujian telah selesai dan waktunya pembagian hasil raport selama kelas 2 ini ,saya pergi dengan ibu saya untuk mengambil buku nilai (raport) saya takut sekali karna say merasakan saya agak menurun konsentrasi belajar saya ,dan akhirnya saya membuka hasil raport akhirnya nilai saya begitu pas “kata wali kelas” tetapi dari situlah saya benar – benar stop yang namanya main dengan teman, jalan-jalan. Saya mau berubah kembali dan saya tidak mau mengecewakan hati kedua orang tua saya ,kasihan mereka. Dan saya memasuki kelas ajaran baru dimana saya kelas 3 SMP dan teman saya makin banyak dengan berbagai agama ada islam, khatolik, Kristen, hidhu mereka semua sangat asik dan pintar - pintar. Kami berkenalan dan bermain bersama, belajar bersama walaupun kita semua orangnya sedikit humor, yah beginilah kami dengan kesederhaan berteman kami tanpa mengikuti zaman trend, inilah yang saya ingini bermain tanpa pandang teman atau pun harta, kelas 3 ini saya mengikuti bimbel di luar dan mengambil paket semua mata pelajaran yang ada di ujian nasional smp, dengan tekad dan berusaha saya harus bisa memahami dan mengerti semua pelajarannya, dan di saat UN pun tiba kami semua kelas 3 angkatan kedua mengadakan UN se-indonesia, ini luar biasa tegang, takut, dan gugup. UN pun selesai dan liburan sekaligus perpisahan telah tiba dimana kita semua bahagia tercampur air mata, kami sangat merindukan pastinya dengan sekolah dan guru – guru yang telah mengajarkan kami disini walaupun galak dan tegas, tetapi mereka sangat membuat kita nyaman dan selalu dibimbing. Detik – detik pengumuman kelulusan kelas 3 angkatan kedua, untuk kedua kalinya saya merasakan hal yang sama dan kali ini saya benar – benar keringat dingin dan gemeteran memegang amplop yang di bagikan oleh semua guru saya, dan hasilnya ketika dibuka bersama kami semua teriak LULUSS!!! Puji Tuhan saya lulus dan nem saya lumayan, itulah masa – masa SMP saya. Dan saya memasuki dunia masa sekolah menengah pertama (SMA) saya sangat senang sekali saya masuk sekolah yang saya impikan dari dulu, lingkungannya pun berbeda dengan zaman SMP dulu, saya sangat menyukainya. Seiringnya waktu berjalan saya semakin mengenal arti lingkungan remaja saya ini,dan pelajarannya pun juga saya mendapatkan jurusan IPS karna jujur saja saya kurang mampu dan tidak suka dalam pelajaran di jurusan IPA terutama kimia dan fisika, tetapi saya sangat dengan pelajaran biologi walupun banyak hafalannya tapi saya suka, cuman saya sudah terlanjur di IPS saya harus menerima dan menjalaninya dengan semangat,pelajaran di IPS pun juga sulit ternyata ngga hanya hafalan tetapi berhitung pun juga ada, guru – gurunya pun juga sebanding dengan yang lainnya. Di SMA ini saya banyak mengikuti kegiatan disekolah seperti FEC, BDC, dan PENSI setiap tahun, puji Tuhan juga saya diterima sebagai OSIS tadinya saya kurang percaya diri karna saingan saya cukup kuat dan pintar – pintar, akan tetapi saya selalu mendekatkan diri kepada siapa pun dan saya selalu terbuka orangnya dan saling membantu pastinya saya orangnya tidak mau memilih berteman sama siapa aja ,itu adalah hal yang tak adil dalam kehidupan saya makanya saya memiliki sifat humor, dan care ,asyik sama siapa pun itu. Oh yaa, di dalam kehidupan kegiatan saya organisasi ini saya cukup sulit membagi waktunya karna berdekatan dengan ujian – ujian ,mau ujian disekolah maupun di tempat bimbel saya, akan tetapi saya selalu berdoa agar Tuhan bisa memberi jalan terbaik untuk saya. Dan disisi lain sebagai saya seorang pelajar dan anak ke 3 dari tiga bersaudara perempuan,saya juga ikut melayani di gereja sebagai guru anak” sekolah minggu (pelayan gereja) disini saya bisa membentuk karakter saya dan masa depan saya untuk saya fikirkan matang – matang dengan baik. Di kelas 3 ini saya banyak mendapat kejuaran yaitu juara lomba basket sejakarta dan lomba badminton dan lomba english club internasional , dan itu adalah salah satu dari hobby saya. Setelah semua usai kelas 3 UN telah tiba kami semua kelas 3 menyiapkan mental,diri,dan fikiran kami semuanya sudah siap ,hari perta sungguh membuat kami lemah karna disaat inilah akhir dari semua belajar kami di bangku sekolah ditentukan untuk jenjang ke yang lebih tinggi, selama 4 hari lamanya akhirnya UN pun selesai dan kami semua perpisahan kelas 3 ke Pulau Tidung kami sangat senang tapi disisi lain kami juga khawatir memikirkan hasil UN kita masing – masing. Kami disana berbagi cerita untuk persiapan kita masing – masing seusai dari SMA ini sebagian kami ada yang memilih pindah keluar kota ,dan bekerja ,kuliah di luar negeri , dan ada juga yang asrama semuanya penuh cerita tapi inilah yang sangat sulit diterima kita akan berpisah dan memiliki kesibukkan kita masing – masing, pada akhirnya waktu pengumuman pun telah tiba kami semua sangat lemah dan tak mampu untuk semua ini kami belom siap,tapi apa boleh buat kita harus terima kenyataan, lagi – lagi saya merasakan takut yang sangat luar biasa, daaannn akhirnya amplop ditangan kami masing – masing, setelah dibuka kami teriak histeris karna diantara kami mendaptkan amplop yang tertera kami TIDAK LULUS! Ada yang pingsan dan ada yang marah-marah ,kecewa , kami tidak tau lagi apa yang harus kami bilang ke orang tua kami ,setelah hampr setengah jam akhirnya ibu kepala sekolah kami pun beserta kepala yayasan kami pun masuk ke dalam ruangan dan menyuruh kami meminta maaf dahulu ke semua guru dan kami diberi tau kalau coba kalian cek dengan teliti apa ada cap sekolahnya tertera disitu??? Seketika itu juga kami langsung diem dan nangis bahagiaaa!!!! Akhirnya kami angkatan 2015 lulus semua,thanks God! Liburan panjang pun tibaa dan kami memulai memilih masa depan untuk kita masing – masing, selama liburan panjang kami menunggu – nunggu kabar beasiswa dari kampus Gundarma karna kampus ini lah yang hanya ada try outnya di sekolah kami,tetapi waktu itu saya sedang dari pasar menemani ibu saya berbelanja sekaligus mengisi liburan saya saya mendapat hadiah sebuah kiriman amplop surat sekaligus 2 ,yang isinya terima beasiswa dari universitas unpad di Bandung dan universitas perhotelan di Jakarta ,aku sangat bahagiaa sekali karna tak disangka aku mendapat ini semua, tetapi pengumuman di gundarma kita masih menunggu, malam sudah tiba akhirnya ketika saya mengecek ponsel saya ,saya terkejut mendapat kabar kalau saya keterima beasiswa di Gunadarma inilah semua hadiah buat saya ditahun 2015 ini. Yeey tepat diumur 17 tahun saya ,saya bahagiaa dengan berbagai banyak hadiah dan mempunyai sahabat yang selalu ada buat saya, akhirnya dengan berat hati saya mengikuti kemauan orang tua saya ,tadinya saya mau mengambil beasiswa yang ada dibandung akan tetapi kakak – kakak saya sudah pada ngkost jadinya sebagai anak terakhir saya mau menemani ibu dan ayah saya dan tidak mau meninggalkan mereka sendiri di usia nya, dan kebetulan juga kakak – kakak saya lulusan dari gunadarma juga akhirnya semua sudah siap saya telah mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma dengan mengambil fakultas ekonomi dan jurusannya akuntansi, hari pertama dunia perkuliahan saya pun tiba juga ,saya memulai melepas baju masa putih abu-abu ,dan memakai baju bebas sangat senang sekali akhirnya saya sudah semakin dewasa ,saya berkenalan dengan teman satu yang lainnya mereka semua sangat welcome, akan tetapi saya hanya bertiga yang beragama non muslim, it’s ok pertemanan ngga pandang apa pun,itulah prinsip saya, kegiatan belajar pun dimulai setiap harinya ,dari pagi hingga menjelang sore, sehabis kuliah saya juga kerja ngajar bahasa inggris itung-itung cari pengalaman dan uang saku tambahan, hingga sampai saat ini saya sudah memasuki semester 2 dan persaingan makin ketat itulah dunia perkuliahan, tugas pun juga banyak, intinya saya bahagia dengan kehidupan sekarang ini dengan mempunyai keluarga yang selalu support saya dan teman saya yang selalu care dengan saya, sekian tentang otobiografi saya kurang lebihnya saya meminta maaf jika ada salah dan pengurangan kata di otobiografi saya ini, Terima Kasih..

REVIEW 5 JURNAL MSDM

Review 5 Jurnal MSDM Nama               : Hasian Nainggolan Npm                 : 23215080 Kelas                : 4eb23 Review ...